Dewan Penggalang

Dewan Penggalang

Sabtu, 04 Februari 2012

Mengangkat Kearifan Budaya Lokal dalam kegiatan Kepramukaan


Eksplorasi dan Inovasi terhadap kekayaan luhur budaya bangsa Indonesia banyak dilakukan dalam berbagai bidang, tak terkecuali juga dalam kegiatan kepramukaan, sekaligus sebagai upaya untuk menjaga eksistensinya terkait dengan adanya pengaruh budaya asing yang masuk di era globalisasi sekarang ini. Ruang gerak eksplorasi dan pengkajian kearifan budaya lokal pun menjadi tuntutan tersendiri bagi pengembangan gerakan kepramukaan di berbagai daerah dan bagi eksplorasi khasanah budaya bangsa Indonesia.



LALU APA SIH KEARIFAN LOKAL (LOCAL WISDOM) ITU????
Hmm mungkin kita pernah mendengar kata-kata tersebut di surat kabar, majalah, televisi maupun radio. Dalam pengertian kamus, kearifan lokal (local wisdom) terdiri dari dua kata: kearifan (wisdom) dan lokal (local), dalam Kamus Inggris Indonesia John M. Echols dan Hassan Syadily, local berarti setempat, sedangkan wisdom (kearifan) sama dengan kebijaksanaan. Baiklah, secara umum maka local wisdom (kearifan setempat) dapat dipahami sebagai gagasan-gagasan setempat (local) yang bersifat bijaksana, penuh kearifan, bernilai baik, yang tertanam dan diikuti oleh anggota masyarakatnya.
Sejatinya, kearifan lokal merupakan suatu gagasan konseptual yang hidup dalam masyarakat, tumbuh dan berkembang secara terus-menerus dalam kesadaran masyarakat, sedangkan kebudayaan dipandang sebagai manifestasi kehidupan setiap orang atau kelompok orang yang selalu mengubah alam. Kegiatan manusia memperlakukan lingkungan alamiahnya, itulah kebudayaan.
            Sulit dipungkiri, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini membawa dampak yang sangat besar terhadap pola pikir generasi muda kita saat ini, begitupun dalam berkegiatan pramuka. Anak zaman sekarang lebih senang bermain Play Station, Nge-Net di Warnet ataupun BBM –an dibandingkan harus ikut latihan pramuka yang dilaksanakan di gugus depan masing-masing. Lalu, apa yang harus kita lakukan agar anak-anak pramuka menjadi bergairah mengikuti kegiatan pramuka???
Salah satu wujud dari kepedulian kita terhadap nilai-nilai luhur dalam Janji dan Kode Moral Pramuka, adalah dengan menjunjung tinggi Trisatya dan Dasa Dharma yang tercermin dalam kecintaan terhadap Seni & Budaya Indonesia. Tak dapat dipungkiri bahwa nilai-nilai moral dalam kegiatan berkesenian dan berbudaya  ternyata dapat membentuk pola pikir atau perilaku bangsa ini. Dengan demikian diharapkan dengan adanya pemahaman dan penerapan nilai-nilai kearifan budaya lokal dalam kegiatan kepramukaan dapat membawa angin segar dan atmosfir baru bagi bangsa ini.  
Siapa yang tidak mengenal sosok Kak Dede Yusuf, beliau seorang figur Pramuka Sejati yang selalu menginginkan pramuka tampil di garda depan di dalam kegiatan apapun, bahkan beliau menginginkan sebuah Pencitraan baru terhadap Pramuka masa kini. Hmmm berikut ini saya mengutip kata-kata beliau yang disampaikan pada saat Peringatan HUT ke-49 Gerakan Pramuka Jawa Barat Tahun 2010 lalu didepan Monumen Juang Jawa Barat.                      Tujuannya tentu agar adik-adik Pramuka mulai dari usia dini tertarik untuk berprestasi dan mengembangkan diri dalam kegiatan-kegiatan seni budaya. Bukankah pembangunan karakter dan kecakapan generasi muda di dalamnya juga pengembangan jiwa dan kreasi seni budaya. Dengan begitu, para Pramuka bukan saja cakap dalam bidang iptek dan pengetahuan sosial, tapi juga punya naluri dan kreasi seni budaya tinggi. Yang lebih penting lagi, pengembangan seni budaya di kalangan Pramuka merupakan agenda strategis pencitraan baru Pramuka yang modern, mandiri, dan bertanggung jawab. Harus kita hilangkan kesan bahwa Pramuka tidak menarik lagi di kalangan anak muda karena dianggap ''jadul''. Saya akan terus mendorong agar Pramuka masa kini dan ke depan adalah pribadi yang unggul, keren, beken, dan trendi. Mengapa tidak?
Sangat jelas bukan pesan yang disampaikan oleh Kak Kwarda, Kak Dede Yusuf. Oleh sebab itulah kita dituntut untuk terus mengembangkan kemampuan, kreativitas, dan penemuan-penemuan yang baru. Manusia tidak hanya membiarkan diri dalam kehidupan lama melainkan dituntut mencari jalan baru dalam mencapai kehidupan yang lebih manusiawi. Dasar dan arah yang dituju dalam pengembangan  kebudayaan adalah manusia itu sendiri sehingga humanisasi menjadi kerangka dasar dalam strategi kebudayaan. Atas dasar itu lah, saya beranggapan bahwa diharapkan kegiatan pramuka tidak hanya monoton itu-itu saja, banyak hal yang bisa kita gali dan kembangkan, serta kita bisa menggunakan pendekatan seni budaya dengan mengangkat kearifan budaya lokal kepada peserta didik dalam kegiatan kepramukaan. ***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar